Politik

AMAN Kalsel Deklarasi Dukungan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Untuk Soeharto

11
×

AMAN Kalsel Deklarasi Dukungan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Untuk Soeharto

Sebarkan artikel ini

ICNEWS – KALSEL – Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) Kalimantan Selatan mendeklarasikan dukungan penuh terhadap pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Hal itu terungkap dalam Deklarasi dan diskusi publik bertajuk “Mendukung Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto” itu digelar di Wetland Square, Banjarmasin, Sabtu (8/11/2025).

Kegiatan itu merupakan bagian dari gerakan nasional AMAN yang digelar serentak di berbagai provinsi di Indonesia. Tujuannya untuk membangkitkan kesadaran generasi muda agar menghargai jasa para tokoh bangsa, salah satunya Soeharto yang dinilai berperan besar dalam pembangunan dan stabilitas nasional.

Koordinator AMAN KALSEL, Ainul Mustofa, menjelaskan bahwa deklarasi dilakukan serentak di puluhan wilayah di Indonesia sebagai simbol semangat persatuan anak muda lintas kampus dan latar belakang yang berbeda.

“Hari ini kami ingin menunjukkan bahwa anak muda tidak boleh tercerabut dari akar sejarah bangsanya. Tema pemberian gelar pahlawan untuk Pak Soeharto kami pilih karena banyak jasa besar beliau yang patut diakui secara nasional,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Soeharto sosok yang mewariskan arah pembangunan konkret dan pondasi etis bagi bangsa Indonesia.

“Pemberian gelar pahlawan untuk Pak Harto adalah bentuk pengakuan terhadap nilai-nilai disiplin, pembangunan, dan stabilitas yang menjadi warisan berharga bagi bangsa ini,” katanya.

Soeharto dan Rasa Percaya Diri Bangsa

Salah satu dosen Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, M.Eng., M.M., M.Si yang hadir sebagai narasumber menilai Soeharto sebagai pemimpin yang membawa Indonesia keluar dari masa transisi sulit pasca 1965 menuju era pembangunan yang terarah.

Oleh karena itu, dalam meninjau kiprah H. M. Soeharto secara arif dan berimbang, perlu disadari bahwa gelar *“Pahlawan Pembangunan Nasional”* bukanlah bentuk pengultusan pribadi, melainkan pengakuan terhadap jasa besar dalam membangun fondasi ekonomi dan kebangsaan yang terus memberi manfaat hingga kini. Sejarah bangsa tidak ditulis untuk menutup kesalahan, tetapi untuk menghargai kontribusi nyata yang telah menuntun Indonesia menuju arah kemajuan.
“Program seperti Repelita, transmigrasi, dan pembangunan irigasi desa menjadi bukti nyata visi besar beliau untuk kesejahteraan nasional,” ujarnya.

“Pak Soeharto bukan hanya membangun gedung, jalan, dan bendungan, tetapi juga membangun rasa percaya diri bangsa bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan, capaian swasembada beras di era Soeharto merupakan simbol kedaulatan ekonomi nasional dan bukti visi jangka panjang dalam membangun ketahanan pangan.

Keteladanan Dalam Pembangunan

Akademisi lainnya, Ichwan Ahnaz Alamudi, S.H.,M.H menyebut pembangunan di era Soeharto dirancang dengan sistematis dan berpihak pada rakyat.

Menurutnya, pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto adalah bentuk kedewasaan bangsa dalam memandang sejarah.

Karena Soeharto adalah sosok yang meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sebagai presiden kedua, ia memimpin negeri ini dalam masa yang panjang dan penuh tantangan. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia bertransformasi dari negara yang dilanda krisis menuju bangsa yang stabil dan berkembang. Karena jasa-jasanya dalam menjaga persatuan serta membangun fondasi ekonomi nasional, banyak pihak menilai Soeharto layak diberi gelar sebagai pahlawan nasional.

Setelah peristiwa G30S/PKI yang mengguncang bangsa, Soeharto tampil sebagai pemimpin yang mampu memulihkan ketertiban dan rasa aman masyarakat. Ia membawa arah baru bagi pemerintahan melalui kebijakan Orde Baru yang menekankan pembangunan nasional. Melalui program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), ia berhasil mendorong kemajuan di berbagai bidang, terutama pertanian, infrastruktur, dan pendidikan. Capaian swasembada beras pada tahun 1984 menjadi simbol keberhasilan nyata dari kebijakan tersebut.

Dalam hubungan internasional, Soeharto juga memainkan peran penting. Ia memperkuat posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan aktif dalam membangun kerja sama regional melalui ASEAN. Kepemimpinannya membuat Indonesia dipandang sebagai negara yang stabil dan berpengaruh di mata dunia.
“Memberi gelar pahlawan bukan berarti menutup mata terhadap kekurangan, tapi mengakui bahwa pernah ada seorang pemimpin yang meneguhkan arti pengabdian di masa sulit,” tegasnya.

Ia menilai, sektor pertanian dan pembangunan pedesaan yang digagas Soeharto telah meningkatkan taraf hidup rakyat.

“Pemimpin dengan jasa besar dalam memperkuat sektor pertanian pantas mendapat penghargaan tertinggi berupa gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Diskusi itu ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap bersama, di mana AMAN KALSEL menegaskan dukungan penuh terhadap pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. (*)